Bandara Internasional Gorontalo : Jalaluddin
Bandar Udara Jalaluddin adalah bandar udara yang terletak di kecamatan Tibawa, Gorontalo, provinsi Gorontalo. Akses untuk mencapai kota ada Angkutan Kota Gorontalo dan BUS Shantika, BUS Kopaja dan BUS Harapan Jaya, BUS Kopatalo dan BUS Damri, BUS Sumber Alam pilihan yang ada juga mobil travel atau ojek.
Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo (Pelabuhan Udara Tolotio) terletak pada jazirah utara pulau Sulawesi yaitu Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo dahulu masuk wilayah provinsi Sulawesi Utara.
Bandar udara ini berjarak 18 km dari ibukota kabupaten Limboto dengan koordinat 00 38' 17" LU dan 122 51' 07" BT, dengan ketinggian di atas permukaan laut 18m adalah merupakan pintu gerbang utama transportasi udara yang melayani daerah provinsi Gorontalo dengan ibukota negara dan kota ptovinsi lainnya di wilayah Republik Indonesia.
Pendaratan pesawat terbang pertama kali di daerah Gorontalo pada tahun 1955 dengan pesawat udara jenis ALBATROS di Lapangan Terbang Air Iluta di Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo dalam rangka meninjau pelaksanaan pekerjaan pembangunan lapangan udara di desa Tolotio oleh Direktorat Pekerjaan Umum. Saat itu untuk keperluan transportasi militer dalam menyatukan dan mempertahankan wilayah teritorial NKRI. Selanjutnya seiring dengan selesainya pekerjaan rintisan pembangunan lapangan udara, maka pada tahun 1956 pesawat jenis DC-3 Dakota mendarat dilapangan udara (Konstruksi Pengerasan dasar )Desa Tolotio
Dengan fasilitas sederhana lapangan udara Tolotio yang semula berfungsi sebagai pelabuhan udara militer juga berfungsi sebagai pelabuhan udara komersial yang dikelola oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara. Perubahan nama pelabuhan udara Tolotio menjadi Pelabuhan udara Djalaluddin terjadi pada tahun 1974 berdasarkan usulan fraksi ABRI di DPRD kabupaten Gorontalo tentang perubahan nama Tolotio menjadi Djalaluddin. Nama Djalaluddin diambil dari nama seorang penerbang TNI-AU yang merupakan putra terbaik Indonesia yang berasal dari daerah Gorontalo yaitu Letkol Pnb Djalaluddin Tantu yang dinyatakan gugur dalam operasi Dwikora di Malaysia. Dia hilang bersama pesawat Hercules yang dikemudikannya, sehingga menjadi Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo.
Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo memiliki panjang landasan 2500m dengan lebar 45m dan mempunyai kekuatan PCN 41 FCXT. Sedangkan apron memiliki panjang 230m dan lebar 80m. Pesawat terbesar saat ini yang beroperasi di Bandara Djalaluddin adalah Boeing 737-900ER yang dioperasikan oleh maskapai LION AIR yang dapat mengangkut penumpang sebanyak 215 orang dan memiliki beban maksimum pada saat lepas landas (MTOW) mencapai 78 TON.
Pada tahun 2011 direncanakan akan dibangun apron baru dengan panjang 200m dan lebar 100m untuk menunjang terwujudnya Provinsi Gorontalo menjadi embarkasi haji.